Merebut pasar
kerja merupakan hal yang wajar dewasa ini. Instansi atau perusahaan yang memerlukan
tenaga ahli gizi, tentu akan memilih ahli gizi yang unggul di semua bidang.
Meskipun saat ini peluang untuk bekerja sebagai pagawai negeri ataupun karyawan
swasta masih terbuka, tetapi ahli gizi baru lebih banyak yang berminat bekerja
di sektor swasta.
Adanya kebijakan pertumbuhan nol atau “zero growth” untuk
pengangkatan pegawai negeri saat ini, membuat peluang untuk mencari pekerjaan
lebih banyak dibidang swasta. Untuk bersaing memperoleh pekerjaan yang
diinginkan, tentunya diperlukan kemampuan tersendiri. Penyedia lapangan kerja
tidak dengan mudah menerima lamaran tenaga ahli gizi, biasanya pelamar pekerjaan
diminta untuk mengajukan bermacam-macam syarat antara lain riwayat hidup,
resume dan sebagainya. Suasana kompetitif memang menjadi nuansa seharihari dalam
merebut pasar kerja. Ahli gizi yang belum mencapai tataran kompetitif atau
“competitive edge” hampir pasti dikalahkan oleh mereka yang sudah meraih tataran
itu.
Fenomena Kompetitif
Persaingan dalam merebut pasaran kerja merupakan
fenomena yang semakin mengemuka di permulaan abad ke 21 ini. Berbagai macam
jenis profesi, yang beberapa dekade yang lalu kurang dikenal, dewasa ini sudah
terlihat dalam persaingan ini. Profesi ahli gizi merupakan profesi yang sudah
dikenal pada sekitar awal tahun 1950-an (pada waktu itu dikenal sebagai ahli
diet) dan kini semakin dibutuhkan keberadaannya sebagai mitra kerja masyarakat
dalam meraih hidup sehat. Dengan semakin meruncingnya persaingan merebut pasar
kerja, maka diperlukan kiat-kiat khusus dan jitu sehingga profesi gizi semakin
dikenal dan memperoleh lahan kerja yang memadai. Wacana persaingan kerja ini
semakin meruncing dengan kebijakan tidak adanya penambahan pegawai negeri
kecuali untuk mengganti mereka yang meninggal dunia atau pensiun. Untuk meraih
tataran kompetitif, maka seorang ahli gizi harus selalu belajar, bahkan
sekalipun dia sudah bekerja gairah belajar harus tetap dipelihara dan menjadi
kesehariannya.
Mencari Lowongan Kerja
Peluang kerja dapat diperoleh dari
iklan-iklan dimedia massa (surat kabar, majalah), ataupun melalui informasi
dari pihak Akademi Gizi. Beberapa perusahaan yang membutuhkan tenaga Ahli Gizi,
mengirimkan surat permintaan tenaga ke Akademi Gizi dengan disertai
syarat-syarat atau kualifikasi yang diinginkan. Untuk mempermudah proses
penerimaan, pihak Akademi Gizi menyediakan fasilitas bagi perusahaan yang ingin
melakukan proses seleksi penerimaan di kampus Akademi Gizi. Selain itu peluang
kerja juga dapat diperoleh dari membangun usaha sendiri. Antara lain dibidang
usaha jasa boga khususnya makanan diet, usaha klinik konsultasi gizi. Untuk
ahli gizi baru lulus, sebagai syarat untuk melamar harus menyediakan fotocopy
ijazah dan transkrip akademik yang telah dilegalisir. Dalam mencari pekerjaan
hendaknya bersikap proaktif, antara lain dengan membaca iklan lowongan kerja di
media massa, menghubungi pihak Akademi Gizi ataupun mencari informasi dari
teman/alumni Akademi Gizi.
Membuat Surat Lamaran
Instansi pemerintah, dan apalagi swasta
mensyaratkan adanya suatu surat lamaran bagi pencari pekerjaan. Banyak yang
meminta surat tersebut ditulis tangan. Berbagai pendapat mengatakan bahwa
tulisan tangan dapat memberikan gambaran tentang kepribadian seseorang,
disamping untuk mengetahui berapa banyak peminat yang ingin mengisi suatu
lowongan pekerjaan. Surat lamaran hendaknya ditulis tangan atau diketik atau
ditulis dengan komputer sesuai dengan permintaan instansi yang mempunyai
lowongan. Biasanya surat ini tidak terlalu panjang, tetapi harus ditulis jelas,
lowongan mana yang dikehendaki dan dari mana dia tahu adanya lowongan
itu. Bersamaan dengan surat lamaran ini
biasanya diminta juga syarat2 lain yaitu “curriculum vitae”, resume, dan
rekomendasi, ijazah dan transkrip. Beberapa perusahaan menentukan batas minimal
nilai IPK yang mereka inginkan, yang umumnya berkisar antara 2,5 – 2,75. Bahkan
ada yang menginginkan IPK 3.0. Kenyataan ini hendaknya menjadi perhatian bagi
para mahasiswa untuk selalu berprestasi secara akademik pada waktu kuliah.
Menulis “Curriculum Vitae”
Suatu “Curriculum vitae” atau CV
biasanya mengungkapkan riwayat hidup singkat dari pencari kerja dalam suatu
bentuk format dengan komponen2 tertentu. Kadangkadang penyedia pekerjaan sudah
mempunyai format khusus, yang dikembangkan sendiri. Format khusus ini berkaitan
dengan keinginan instansi komponen spesifik mana dalam CV yang ingin diketahui,
sehingga suatu CV bisa panjang dan bisa juga pendek. Kalau tidak ada format
tertentu yang diberikan, maka buatlah suatu CV selengkap mungkin dengan jujur.
Disamping itu, dalam CV dapat dituliskan juga kegiatan-kegiatan positif yang
dilakukan selama menjadi mahasiswa. Misalnya
aktivitas di organisasi kemahasiswaan,
kepanitiaan diacara-acara khusus, ataupun kursus-kursus yang pernah diikuti.
Perlu diperhatikan, bahwa mempunyai satu kelebihan dibandingkan pelamar yang
lain, walaupun bukan pada hal yang menyangkut tugas pokok nantinya, dapat menyebabkan
seseorang diterima untuk bekerja. Misalnya kemampuan berorganisasi, kemampuan
di bidang seni/olahraga dll. Berikan alamat yang jelas sehingga penyedia pekerjaan
bisa membalas segera ke alamat pencari pekerjaan.
Membuat Resume
Untuk mengetahui apa dan siapa
sesungguhnya pelamar kerja, maka penyedia pekerjaan meminta mencari kerja untuk
menulis resume. Sekali lagi beberapa penyedia pekerjaan menghendaki tulisan
tangan sebagaimana CV. Resume, secara singkat, dapat diartikan sebagai riwayat
hidup yang diceritakan, bukan dalam bentuk yang berformat. Dengan cerita ini
penyedia pekerjaan mengetahui latar belakang pencari kerja, mulai dari nama
sampai pengalaman dan hobinya. Resume, disamping menceritakan jati diri
pelamar, sebaiknya sebagian besar memuat riwayat pekerjaan pelamar dan
pendidikan. Kalau pelamar pernah bekerja, maka pencari kerja harus menceritakan
dengan jelas kapan dan dimana. Sukses perlu disebutkan, tetapi janganlah ada
kesan bahwa pencari kerja menyombongkan diri karena berhasil, meskipun
keberhasilan ini harus tetap ditonjolkan.
Memperoleh Rekomendasi
Memberi rekomendasi berarti menyatakan kesaksian
bahwa seseorang pernah dikenal, pernah meraih sukses tertentu, pernah memperoleh
suatu penghargaan dan sebagainya. Dengan demikian pemberi rekomendasi sebaiknya
harus dikenal oleh pencari kerja dan juga oleh instansi yang mempunyai lowongan
kerja. Rekomendasi untuk bekerja dapat diperoleh dari Akademi Gizi, tempat anda
melakukan Praktek Kerja Lapangan, ataupun atasan tempat bekerja terdahulu.
Rekomendasi memberikan keyakinan penyedia pekerjaan, bahwa pencari kerja adalah
memang
orang yang sudah dikenal baik oleh pemberi
rekomendasi dan mempunyai keperibadian dan prestasi yang lebih dari cukup.
Biasanya pemberi rekomendasi dikenal penyedia pekerjaan, baik dalam jabatan atau
selaku pribadi. Tetapi kalau tidak dikenal pribadi, jabatan jelas pemberi rekomendasi
saja sudah cukup untuk memberi kesaksian pada pencari kerja. Rekomendasi tidak
perlu terlalu panjang tetapi cukup memberi gambaran bahwa pencari kerja mampu
untuk mengisi
lowongan yang tersedia. Rekomendasi
dapat datang dari banyak orang dalam berbagai jabatan. Pencari kerja diharapkan
dapat memberikan data-data pendukung kepada pemberi rekomendasi. Data-data
tersebut antara lain prestasi akademik dimana dia dulu belajar, prestasi lain
yang pernah diraih selama belajar, prestasi dalam bidang-bidang lain di suatu
tempat pekerjaan kalau pencari kerja pernah bekerja. Semua data-data ini
menjadi bahan bagi pemberi rekomendasi untuk dituangkan dalam kalimat-kalimat
surat rekomendasi.
Mempersiapkan Diri Untuk Interview
Disamping mengajukan lamaran, menyerahkan
CV dan resume, kemudian rekomendasi, seringkali kepada pencari kerja dikenakan
suatu interview atau wawancara. Pelaksana wawancara biasanya adalah seorang
psikolog yang ditunjuk oleh Departemen Sumber Daya Manusia penyedia pekerjaan.
Dengan menemui langsung para pencari kerja, maka penyedia pekerjaan dapat
mengetahui penampilan fisik dan komitmen calon dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan.
Dalam wawancara, psikolog menanyakan hal-hal yang bersifat umum sampai ke khusus.
Para ahli pengembangan sumber daya manusia mengungkap bahwa pencari kerja
memerlukan tiga detik saja untuk dapat memberikan kesan yang impresif. Kesan
tersebut didasarkan pada raut muka atau perwajahan, cara berjabatan tangan, dan
ketika membuka mulut. Tiga hal ini sudah mampu menghasilakan kesimpulan awal
sebelum interview diadakan. Untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri,
penampilan fisik harus disiapkan dengan baik. Antara lain dengan cara
berpakaian yang rapi dan sopan, berdandan yang tidak berlebihan, tidak
menggunakan minyak wangi yang baunya terlalu keras, jangan tercium bau badan
yang kurang enak. Pertanyaan pertama yang sering diajukan oleh pewawancara,
biasanya adalah pertanyaan yang sifatnya umum, tetapi mempunyai dampak pada
keseluruhan jalanya wawancara. Berikut ini adalah contoh-contoh pertanyaan
pendahuluan yang sering diajukan oleh pewawancara :
Apakah anda sudah siap untuk
diwawancarai ?
Pertanyaan ini sering diajukan sebagai
pertanyaan pertama. Ini bisa jadi bertujuan meredakan ketegangan dan memudahkan
pelamar untuk masuk dalam pembicaraan. Ketika ditanya seperti itu, tataplah
pewawancara itu dengan tatapan ramah dan jawablah pertanyaannya dengan singkat
dan wajar.
Coba ceritakan riwayat hidup anda secara
singkat. Dalam menjawab pertanyaan ini, salah satu hal yang diinginkan oleh pewawancara
adalah sopan santun sipelamar dalam menjawab pertanyaan. Bila memungkinkan,
ajukan semua hal yang tertulis dalam riwayat hidup, tetapi
diceritakan dengan gaya yang tidak
monoton.
Mengapa anda sering/ingin berganti
posisi ?
Bila anda sebelumnya telah berpindah
pekerjaan, biasanya pertanyaan seperti ini sering diajukan. Tujuannya
sebetulnya ingin mengetahui pendapat anda tentang pekerjaan yang telah anda
lakukan. Dalam menjawab pertanyaan ini, cobalah untuk bersikap jujur dalam
menjawab. Misalnya bisa karena ingin mengumpulkan pengalaman yang berbeda yang
dapat berguna untuk menjalankan posisi yang sekarang atau katakan bahwa pada
saat itu anda masih berada dalam fase orientasi.
Pada saat ini anda tidak memiliki
pekerjaan. Bagaimana anda kehilangan
pekerjaan anda yang terakhir?
Untuk menjawab pertanyaan ini, jangan
sampai anda terpancing dan bereaksi dengan melampiaskan penderitaan anda, ataupun
menjelek-jelekkan mantan pimpinan anda. Pertanyaan ini juga bertujuan untuk
melihat sifat anda yang sebenarnya.
Uji Potensi Akademik dan Ketrampilan
Dalam seleksi penerimaan ahli gizi
sebagai karyawan baru, selain psikotes danwawancara beberapa perusahaan
seringkali menerapkan uji kemampuan professional sebagai ahli gizi. Cara ini
lazim disebut sebagai uji potensi akademik dan ketrampilan. Hasil uji ini mampu
memberi gambaran penyedia pekerjaan sejauh mana potensi akademik dan
keterampilan yang dimiliki pencari kerja. Untuk uji ini maka pencari kerja
harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, terutama persiapan mental dan fisik.
Banyak bukti mengungkapkan bahwa kegagalan seringkali bukan karena
ketidak-mampuan akademik dan kurang trampil tetapi lebih karena kelelahan fisik
dan kecemasan. Fisik yang lelah tidak mampu memberikan gambaran potensi akademik
yang sesungguhnya, sedangkan kecemasan bahkan mungkun dapat mengacaukan
konsentrasi, sehingga tidak mampu memperlihatkan keterampilannya. Dalam tes
ini, biasanya pencari kerja diwajibkan melakukan presentasi, baik dengan topik
yang dipiluh sendiri ataupun topik yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Setelah
prestasi, maka diadakan tanya jawab, untuk mengetahui visi, dan kesungguhan
pencari kerja bekerja di perusahaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo Komentar :)