Jumat, 07 Februari 2014

Meningkatkan Kemampuan Diri



Meningkatkan kemampuan diri, berarti belajar seumur hidup. Dengan belajar, wawasan bertambah dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan kita. Dalam upaya mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi, maka kemampuan untuk belajar menjadi ketrampilan tersendiri (“learning how to learn”). Hal sangat sulit adalah menundukkan penyakit malas belajar,
apalagi kalau merasa bahwa dirinya tidak mampu atau kedudukannya sudah sangat mapan. Perasaan puas seringkali menjadi salah satu faktor sehingga orang lupa untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan. Kemampuan berbahasa, selalu bersikap positif, dan ketrampilan interpersonal adalah beberapa dari banyak faktor sehingga orang mau belajar, untuk menjadi pembelajar abadi.

Magang
Awal timbulnya profesi adalah dengan cara magang. Seorang profesional senior, mempersilakan teman-temannya untuk melihat dan kemudian membantunya dalam melakukan pekerjaan profesi. Apabila tiba waktunya maka seorang profesional senior menyuruh pemagang untuk melakukan pekerjaan profesi dengan pengawasan. Kalau seorang profesi yang lebih senior sudah yakin betul bahwa pemagang mampu melakukan pekerjaan profesi yang diharapkan, maka dia akan mengumumkan kepada teman-teman seprofesi, bahwa pemagang baru itu telah mahir dan dimintakan persetujuan untuk dinyatakan sebagai anggota profesi. Proses semacam ini disebut sebagai “magang”. Dengan magang pada ahli gizi senior di suatu latar kerja, maka ahli gizi baru dapat menimba banyak pengetahuan dan pengalaman kerja.

Kemampuan Berbahasa dan Menggunakan Komputer
Bahasa adalah alat komunikasi. Lebih banyak macam bahasa dikuasai oleh pencari kerja, maka lebih tinggi kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan. Dengan Bahasa penyedia pekerjaan dapat mengukur tingkat intelektualitas dan kesungguhan pencari kerja untuk merebut lowongan. Kalau kita memperhatikan maka tidak ada lowongan pekerjaan yang tidak mempersyaratkan kemampuan berbahasa. Kepampuan berbahasa asing utama yang diminta adalah bahasa Inggris. Tetapi banyak penyedia pekerjaan yang juga memberikan nilai lebih pada pencari kerja yang mampu berbahasa asing lain seperti bahasa Mandarin, Jepang, atau bahasa Arab. Ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu bahasa Indonesia. Banyak orang yang mempunyai pendidikan tinggi tetapi tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, apalagi dalam bahasa asing khususnya Inggris. Oleh karena itu, bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, perlu dipersiapkan jauh-jauh. Tidak ada lowongan pekerjaan tanpa mempersyaratkan kemampuan bahasa Inggris. Kemanpuan lain yang sering ditanya adalah apakah kita dapat bekerja dengan komputer. Dalam hidup dalam dunia yang semakin modern, kehadiran komputer
menjadi suatu keharusan. Pekerjaan berat dan makan waktu akan menjadi lebih ringan dan hemat waktu. Sayangnya masih banyak lembaga pendidikan yang tidak mempunyai fasilitas belajar komputer. Lebih disayangkan lagi, masih banyak orang yang tidak memperdulikan komputer. Mereka baru merasakan manfaatnya, setelah ditanya apakah ia mampu bekerja dengan komputer.

Membina Sikap Positif
Dalam suatu penelitian di Universitas Harvard, Amirika Serikat, diungkapkan bahwa apabila seseorang diterima mengisi lowongan pekerjaan, maka 85% sisanya karena kepandaian orang itu. Memang masih banyak salah persepsi di banyak lembaga pendidikan yang lebih mementingkan kepandaian peserta didik dibanding dengan sikap. Sikap atau “attitude” memang merupakan istilah yang sangat penting dalam nuansa merebut lowongan pekerjaan. Sikap seseorang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, juga kehidupan pribadi dan profesional. Apakah kita mampu menjadi seorang karyawan yang baik tanpa sikap yang baik. Apakah kita mampu menjadi staf yang unggul tanpa sikap yang terpuji. Oleh karena itu pondasi keberhasilan adalah sikap. Sikap yang baik biasanya dimiliki oleh mereka yang memiliki keperibadian unggul yang lebih banyak memperhatikan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Mereka yang mempunyai sikap positif akan memperoleh berbagai keuntungan. Misalnya meningkatkan produktifitas, menguatkan hasil kerja dalam tim, memecahkan masalah, meningkatkan mutu pekerjaan, memperkuat hubungan dengan karyawan atau teman lain, mengurang stress, membantu orang lain menjadi anggota masyarakat yang baik dan asset tempat bekerja. Sebaiknya sikap negatif akan sangat merugikan. Kehidupan seorang dengan sikap negatif akan menjadi hambatan, dan mereka sendiri akan menjadi hambatan besar. Mereka sulit mempunyai teman, pekerjaan, bahkan perkawinan.
Selanjutnya sikap negatif akan menyebabkan kehidupan tanpa tujuan, stress tinggi bagi dirinya dan juga orang lain. Nah, apabila kita mengetahui bahwa kita mempunyai sikap-sikap tertentu yang negatif, mengapa hal ini tidak kita rubah menjadi positif sekarang juga?

Membangun Ketrampilan Interpersonal
Orang yang berhasil dalam bidangnya berarti dia telah berhasil menunjukkan keperibadian magnetis sehingga melahirkan karisma. Dengan keperibadian yang baik, orang mampu membina kerjasama dengan banyak orang lain. Dalam suatu percakapan hendaknya dipelihara kehangatan, suara yang tidak terlalu keras ataupun terlalu lembut, pembawaan pribadi menyenangkan tanpa kahilangan percaya diri. Pribadi menyenangkan adalah suatu kombinasi sikap, tingkah-tingkah, dan ekspresi. Menampilkan ekspresi yang menyenangkan adalah paling penting dibandingkan menampilkan apapun. Disamping ekspresi maka seseorang memerlukan karakter terpuji. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lain berarti hubungan kepercayaan. Apabila terjadi ricuh kepercayaan berarti terjadi ricuh kebenaran. Oleh karena itu berkaitan keterampilan interpersonal harus dibangun kepercayaan antara orang-orang. Faktor yang berpengaruh dalam membangun kepercayaan adalah :
1. Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas membangun prediksi dan ini karena adanya komitmen.
2. Konsisten (consistent)
Konsisten membina keyakinan, keteguhan dan kepercayaan.
3. Hormat (respect)
Hormat kepada diri dan orang2 lain menyiratkan martabat dan menunjukkan
sikap saling peduli.
4. Adil (fairness)
Menggambarkan kedilan dan integritas.
5. Terbuka (openness)
Menunjukkan terjadinya lalu lintas komunikasi dua arah.
6. Serasi (congruence)
Antara aksi dan dan kata-kata harus harmonis. Perkataan berbeda dengan
perilaku menimbulkan keraguan.
7. Trampil (competence)
Kompetensi timbul dari orang yang memang mempunyai kemampuan dan sikap
luhur.
8. Integritas (integritty)
Integritas adalah kunci utama kepercayaan.
9. Terima (acceptance)
Kita harus saling menerima siapapun berikut kelebihan dan kekurangannya.
10. Karekter (character)
Seseorang mungkin mempunyai kopentensi berlebih, tetapi kalau karekter tidak
baik, dia akan kehilangan kepercayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Komentar :)

Pelatihan NCP/PAGT 2019: A Dream Come True

       Selamat pagi, sudah lama tidak menulis di blog ini. Dalam sebuah momen/kegiatan pasti ada cerita nya, ada hal unik nya, ada juga...