Meningkatkan kemampuan diri, berarti
belajar seumur hidup. Dengan belajar, wawasan bertambah dan pada akhirnya akan
meningkatkan kemampuan kita. Dalam upaya mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi,
maka kemampuan untuk belajar menjadi ketrampilan tersendiri (“learning how to
learn”). Hal sangat sulit adalah menundukkan penyakit malas belajar,
apalagi
kalau merasa bahwa dirinya tidak mampu atau kedudukannya sudah sangat mapan.
Perasaan puas seringkali menjadi salah satu faktor sehingga orang lupa untuk
selalu belajar dan meningkatkan kemampuan. Kemampuan berbahasa, selalu bersikap
positif, dan ketrampilan interpersonal adalah beberapa dari banyak faktor
sehingga orang mau belajar, untuk menjadi pembelajar abadi.
Magang
Awal timbulnya profesi adalah dengan
cara magang. Seorang profesional senior, mempersilakan teman-temannya untuk
melihat dan kemudian membantunya dalam melakukan pekerjaan profesi. Apabila
tiba waktunya maka seorang profesional senior menyuruh pemagang untuk melakukan
pekerjaan profesi dengan pengawasan. Kalau seorang profesi yang lebih senior
sudah yakin betul bahwa pemagang mampu melakukan pekerjaan profesi yang diharapkan,
maka dia akan mengumumkan kepada teman-teman seprofesi, bahwa pemagang baru itu
telah mahir dan dimintakan persetujuan untuk dinyatakan sebagai anggota
profesi. Proses semacam ini disebut sebagai “magang”. Dengan magang pada ahli
gizi senior di suatu latar kerja, maka ahli gizi baru dapat menimba banyak
pengetahuan dan pengalaman kerja.
Kemampuan Berbahasa dan Menggunakan
Komputer
Bahasa adalah alat komunikasi. Lebih
banyak macam bahasa dikuasai oleh pencari kerja, maka lebih tinggi kemungkinan
untuk memperoleh pekerjaan. Dengan Bahasa penyedia pekerjaan dapat mengukur
tingkat intelektualitas dan kesungguhan pencari kerja untuk merebut lowongan.
Kalau kita memperhatikan maka tidak ada lowongan pekerjaan yang tidak
mempersyaratkan kemampuan berbahasa. Kepampuan berbahasa asing utama yang
diminta adalah bahasa Inggris. Tetapi banyak penyedia pekerjaan yang juga
memberikan nilai lebih pada pencari kerja yang mampu berbahasa asing lain
seperti bahasa Mandarin, Jepang, atau bahasa Arab. Ini tidak berarti bahwa kita
tidak perlu bahasa Indonesia. Banyak orang yang mempunyai pendidikan tinggi
tetapi tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dalam Bahasa Indonesia yang baik
dan benar, apalagi dalam bahasa asing khususnya Inggris. Oleh karena itu,
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, perlu dipersiapkan jauh-jauh. Tidak ada
lowongan pekerjaan tanpa mempersyaratkan kemampuan bahasa Inggris. Kemanpuan
lain yang sering ditanya adalah apakah kita dapat bekerja dengan komputer.
Dalam hidup dalam dunia yang semakin modern, kehadiran komputer
menjadi suatu keharusan. Pekerjaan berat
dan makan waktu akan menjadi lebih ringan dan hemat waktu. Sayangnya masih
banyak lembaga pendidikan yang tidak mempunyai fasilitas belajar komputer.
Lebih disayangkan lagi, masih banyak orang yang tidak memperdulikan komputer.
Mereka baru merasakan manfaatnya, setelah ditanya apakah ia mampu bekerja
dengan komputer.
Membina Sikap Positif
Dalam suatu penelitian di Universitas
Harvard, Amirika Serikat, diungkapkan bahwa apabila seseorang diterima mengisi
lowongan pekerjaan, maka 85% sisanya karena kepandaian orang itu. Memang masih
banyak salah persepsi di banyak lembaga pendidikan yang lebih mementingkan
kepandaian peserta didik dibanding dengan sikap. Sikap atau “attitude” memang
merupakan istilah yang sangat penting dalam nuansa merebut lowongan pekerjaan.
Sikap seseorang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, juga kehidupan pribadi
dan profesional. Apakah kita mampu menjadi seorang karyawan yang baik tanpa sikap
yang baik. Apakah kita mampu menjadi staf yang unggul tanpa sikap yang terpuji.
Oleh karena itu pondasi keberhasilan adalah sikap. Sikap yang baik biasanya
dimiliki oleh mereka yang memiliki keperibadian unggul yang lebih banyak memperhatikan
kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Mereka yang mempunyai
sikap positif akan memperoleh berbagai keuntungan. Misalnya meningkatkan
produktifitas, menguatkan hasil kerja dalam tim, memecahkan masalah,
meningkatkan mutu pekerjaan, memperkuat hubungan dengan karyawan atau teman
lain, mengurang stress, membantu orang lain menjadi anggota masyarakat yang
baik dan asset tempat bekerja. Sebaiknya sikap negatif akan sangat merugikan.
Kehidupan seorang dengan sikap negatif akan menjadi hambatan, dan mereka
sendiri akan menjadi hambatan besar. Mereka sulit mempunyai teman, pekerjaan,
bahkan perkawinan.
Selanjutnya sikap negatif akan
menyebabkan kehidupan tanpa tujuan, stress tinggi bagi dirinya dan juga orang
lain. Nah, apabila kita mengetahui bahwa kita mempunyai sikap-sikap tertentu
yang negatif, mengapa hal ini tidak kita rubah menjadi positif sekarang juga?
Membangun Ketrampilan Interpersonal
Orang yang berhasil dalam bidangnya berarti
dia telah berhasil menunjukkan keperibadian magnetis sehingga melahirkan karisma.
Dengan keperibadian yang baik, orang mampu membina kerjasama dengan banyak
orang lain. Dalam suatu percakapan hendaknya dipelihara kehangatan, suara yang
tidak terlalu keras ataupun terlalu lembut, pembawaan pribadi menyenangkan
tanpa kahilangan percaya diri. Pribadi menyenangkan adalah suatu kombinasi
sikap, tingkah-tingkah, dan ekspresi. Menampilkan ekspresi yang menyenangkan
adalah paling penting dibandingkan menampilkan apapun. Disamping ekspresi maka
seseorang memerlukan karakter terpuji. Hubungan antara satu manusia dengan
manusia lain berarti hubungan kepercayaan. Apabila terjadi ricuh kepercayaan
berarti terjadi ricuh kebenaran. Oleh karena itu berkaitan keterampilan
interpersonal harus dibangun kepercayaan antara orang-orang. Faktor yang
berpengaruh dalam membangun kepercayaan adalah :
1. Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas membangun prediksi dan ini
karena adanya komitmen.
2. Konsisten (consistent)
Konsisten membina keyakinan, keteguhan
dan kepercayaan.
3. Hormat (respect)
Hormat kepada diri dan orang2 lain
menyiratkan martabat dan menunjukkan
sikap saling peduli.
4. Adil (fairness)
Menggambarkan kedilan dan integritas.
5. Terbuka (openness)
Menunjukkan terjadinya lalu lintas
komunikasi dua arah.
6. Serasi (congruence)
Antara aksi dan dan kata-kata harus
harmonis. Perkataan berbeda dengan
perilaku menimbulkan keraguan.
7. Trampil (competence)
Kompetensi timbul dari orang yang memang
mempunyai kemampuan dan sikap
luhur.
8. Integritas (integritty)
Integritas adalah kunci utama
kepercayaan.
9. Terima (acceptance)
Kita harus saling menerima siapapun
berikut kelebihan dan kekurangannya.
10. Karekter (character)
Seseorang mungkin mempunyai kopentensi
berlebih, tetapi kalau karekter tidak
baik,
dia akan kehilangan kepercayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo Komentar :)