Obesitas merupakan masalah kesehatan
yang sangat kompleks, dimana awalnya dulu kita mengenal slogan gizi 4 sehat 5
sempurna, dan slogan tersebut sudah tidak dipakai lagi karena masalah gizi
bukan hanya gizi buruk melainkan obesitas yang juga perlu mendapat penanganan
lebih,
dengan munculnya masalah gizi Obesitas tersebut maka slogan Gizi terbaru
menjadi “Pedoman Umum Gizi Seimbang” yang berbentuk tumpeng. Obesitas adalah
kejadian epidemikdi abad ke-21 ini. Kegagalan terapi konvensional untuk
obesitas, yaitu diet hipokalori jangka panjang, disebabkan oleh mentalitas
individu di abad modern ini yang selalu menginginkan hasil yang cepat. Para
individu obesitas ingin mengalami penurunan berat badan secara cepat (instant).
Seperti diketahui, kehilangan berat badan/weight loss adalah konsekuensi
keseimbangan kalori negatif; makin tinggi keseimbangan kalori negatif, penurunan
penurunan berat badan pun makin cepat. Secara logika, puasa total merupakan
cara tercepat untuk menurunkan berat badan, akan tetapi metode ini sangat tidak
praktis dengan alasan:
1. Menyebabkan rasa lapar yang ekstrim
2. Mengakibatkan kehilangan LBM (lean body mass)
yang dapat membahayakan, kemudian menyebabkan neutropenia, menurunkan
bersihan kreatinin, dan meningkatkan kadar bilirubin darah. Total
kehilangan nitrogen setelah puasa total 3-4 minggu berkisar 200 gram atau sama
dengan 1.250 gram protein atau ekuivalen dengan kehilangan 6 kg jaringan
otot. Pasien obesitas dengan metode ini akan kehilangan berat
badan di tempat yang salah, seperti kaki, paha, dan dada, yang akan
menghasilkan penampilan layaknya pasien kaheksia. Selain itu,
kehilangan berat badan tersebut secara cepat akan kembali seiring dengan
proses tubuh mengembalikan kehilangan LBMnya. Sehingga, kehilangan
berat badan yang optimal harus dicapai dengan cara mengurangi massa lemak, bukan massa otot.
Sebuah
penelitian oleh Blackburn dkk menunjukkan bahwa infus kontinu asam amino saat
puasa dapat mencegah kehilangan protein. Pemberian asam amino dapat secara
efektif mempertahankan LBM dan mencegah katabolisme protein melalui penurunan kadar
insulin tubuh. Selain itu, tubuh juga menghasilkan efek lipolitik yang disebabkan
oleh kadar ketone bodies (KB) yang tinggi pada kondisi puasa.
Peningkatan kadar KB tidak membahayakan pasien obesitas, karena peningkatan KB
akan meningkatkan sekresi insulin, sehingga memodulasi efek lipolitik. Selain
itu, kadar KB yang tinggi dapat mengurangi dan menurunkan rasa lapar. Pada sebuah
penelitian awal, pada pasien obesitas yang diberi 50-65 g protein (whey)/
hari terjadi ketonemia ringan (100-120 mg%).
Pemberian nutrisi ini juga menghilangkan lapar dan
dapat menurunkan berat badan secara cepat. Penelitian ini menyebutkan metode untuk
pasien obesitas ini disebut nutrisi enteral ketogenik. Studi besar lanjutan\ dilakukan
pada 19.036 pasien obesitas (usia rerata 44,3 tahun) dengan BMI rerata 36.5. Pasien
obesitas ini diberi nutrisi enteral ketogenik dalam 1 siklus yang berlangsung
selama 10 hari menggunakan NGT (nasogastric tube).
EN ketogenik ini berisi 50-65 g protein dengan nilai biologis tinggi (whey),
vitamin dan elektrolit. Dosis rata-rata harian adalah 0,85 g/kgBB/hari
untuk wanita dan 0,89 g/kgBB/ hari untuk pria dengan kandungan kalium
13- 17 mEq. Pemberian nutrisi dilakukan secara infus kontinu selama 24
jam dengan bantuan pompa. Pasien bebas memilih jumlah siklus yang
ingin diikuti.
Hasil studi tersebut:
1. Jumlah siklus rata-rata
yang diikuti pasien obesitas adalah 2,5 siklus.
2. Rata-rata kehilangan berat badan dalam 2 siklus
adalah 10,2 kg, kehilangan massa lemak 5,8 kg, dan massa sel tubuh 2,2 kg.
3. Tidak ditemukan efek
samping bermakna selain konstipasi dan kelelahan yang dapat diatasi dengan
terapi. Simpulannya, nutrisi enteral ketogenik efek menurunkan berat badan
sebesar 10%, menghilangkan massa lemak 57%, serta tidak ada efek samping yang
bermakna. Selain itu, metode ini relatif aman, cepat, dan murah, serta memiliki
hasil yang baik dalam durasi 1 tahun sebagai weight management.
sumber: majalah Cermin Dunia Kedokteran (CDK) CDK-208/ vol. 40 no. 9, th. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo Komentar :)