Meningitis atau yang lebih dikenal
dengan radang selaput otak memang sering terjadi di Indonesia. Umumnya
Meningitis disebabkan oleh virus yang menyerang radang selaput pembungkus otak
sehingga mennyebabkan kepala nya nyeri. Dari sisi anatomi nya otak sendiri
dibungkus oleh yang dinamakan cairan Meningen, radang yang terjadi pada selaput
pemungkus tersebut dinamakan Menigitis. Berikut adalah pengertian Meningitis
secara umum, Manifestsai klinis, Klasifikasi, Etiologi serta penatalaksanaannya
secara lengkap.
Meningitis
adalah radang umum pada araknoid dan piamater, disebabkan oleh bakteri, virus,
riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
1. Manifestasi Klinis
Keluhan
pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya
otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk
kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi.
Kesadaran menurun. Tanda Kernig dan Brudzinsky positif.
2. Klasifikasi
Meningitis
dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,
yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis
serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piamater yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Meningitis
purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piamater yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus
haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.
Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Manifestasi Klinis
Penyakit
ini dimulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal, marah-marah,
obstipasi, muntah-muntah.
Dapat ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti
kaku kuduk. Pada pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan
meningen lainnya. Suhu badan naik turun, kadang-kadang suhu malah merendah.
Nadi sangat labil, lebih sering dijumpai nadi yang lambat. Selain itu terdapat
hiperestesi umum. Abdomen tampak mencekung. Gangguan saraf otak yang terjadi
disebabkan tekanan eksudat pada saraf saraf ini. Yang sering terkena nervus III
dan VII. Terjadi afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis,
hemiparesis, gangguan sensibilitas. Tanda-tanda khas penyakit ini adalah
apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks-refleks tendo yang lemah.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan darah:
Dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar
glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit. Pada meningitis serosa didapatkan
peningkatan leukosit saja. Di samping itu pada meningitis tuberkulosis
didapatkan juga peningkatan LED.
2.
Cairan otak: periksa lengkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis
Pada meningitis serosa diperoleh
hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun mengandung sel dan
jumlah protein yang meninggi.
3.
Pemeriksaan radiologis:
- Foto dada
- Foto kepala, bila mungkin CT Scan.
Meningitis Purulenta
Manifestasi Klinis
Gejala
dan tanda penting adalah demam tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran menurun.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan darah:
Dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar
glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur. Pada meningitis purulenta didapatkan
peningkatan leukosit dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.
2.
Cairan serebrospinalis: lengkap dan kultur
Pada meningitis purulenta, diperoleh hasil pemeriksaan
cairan serebrospinal yang keruh karena mengandung pus, nanah yang merupakan
campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.
Penatalaksanaan
Terapi
bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif suportif
untuk membantu pasien melalui masa kritis. Sementara menunggu hasil pemeriksaan
terhadap kausa diberikan obat sebagai berikut:
1.
Kombinasi ampisilin 12-18 gram, kloramfenikol 4 gram, intravena dalam dosis
terbagi 4 kali per hari.
2.
Dapat ditambahkan campuran trimetoprim 80 mg, sulfametoksazol 400 mg intravena.
3.
Dapat pula ditambahkan seftriakson 4 - 6 gram intravena.
Bila
sebab diketahui:
1.
Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok.
Ampisilin 12-18 gam intravena dalam dosis terbagi per hari,
selama minimal 10 hari atau hingga sembuh.
2. Meningitis yang disebabkan Haemophylus
influenzae.
Kombinasi ampisilin dan
kloramfenikol seperti di atas, kloramfenikol disuntikkan intravena 30 menit
setelah ampisilin. Lama pengobatan minimal 10 hari. Bila pasien alergis
terhadap penisilin, berikan kloramfenikol saja.
3. Meningitis yang disebabkan enterobacteriaceae.
Sefotaksim 1-2 gram intravena tiap 8
jam. Bila resisten terhadap sefotaksim, berikan: campuran trimetoprim 80 mg dan
sulfametoksazol 400 mg per infus 2 kali 1 ampul per hari, selama minimal 10
hari.
4.
Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap
penisilin. Berikan sefotaksim atau seftriakson 6-12 gram intravema. Bila pasien
alergi terhadap penisilin: Vankomisin 2 gram intravena per hari dalam dosis
terbagi.
5.
Bila etiologi tidak diketahui.
Pada orang dewasa berikan ampisilin
12-18 gram intravena dalam dosis terbagi dikombinasi dengan kloramfenikol 4
gram per hari intravena. Pada anak ampisilin 400 mg/kgBB ditambah kloramfenikol
100 mg/kgBB/hari intravena. Pada neonatus ampisilin 100-200 mg/kgBB disertai
gentamisin 5 mg/kgBB perhari.
Bila
setelah diberi terapi yang tepat selama 10 hari pasien masih demam, cari
sebabnya di antaranya:
1.
Efusi subdural
2.
Abses
3.
Hidrosefalus
4.
Emfisema subdural
5.
Trombosis
6.
Sekresi hormon antidiuretik yang berkurang
7.
Pada anak-anak: ventrikulitis
Penjelasan tentang Meningitis ini
sangat cocok digunakan untuk semua mahasiswa dalam bidang kesehatan seperti
mahasiswa keperawatan, kebidanan, gizi, kedokteran, farmasi, analis kesehatan
dll
Sumber :
dr. Hermanto Muhammad (SmartDoctor Application)
Editor : Tsabuut Syamsun Ni’am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo Komentar :)